weLcome to mY bLog, ,

Senin, 11 Mei 2015

Etika dalam Menggunakan Internet

Internet merupakan sebuah wahana untuk memperluas pengetahuan, mengembangkan kemampuan, serta menjalin silaturrahim antar sesama umat manusia. Sekarang, hampir semua orang tidak asing mendengar kata "internet". Bahkan sampai ke pelosok negeri pun internet sudah bisa terjangkau oleh siapa saja, walaupun tidak semua demikian.
Tapi, terkadang, alih-alih menjalin silaturrahim yang baik dengan pengguna internet lain, justru yang terjadi sebaliknya. Banyak yang malah bertengkar di sosial media hanya gara-gara permasalahan yang kecil. Saling menjelekkan satu sama lain, atau bahkan saling mengancam keselamatan diri masing-masing. Itu tentu jauh dari tujuan atau manfaat awal adanya internet ini.
Nah, oleh karena itu pada kesempatan kali ini, saya akan sedikit menjelaskan etika yang seharusnya diikuti oleh para pengguna internet. Agar tujuan awal yang baik akan berujung pada hasil yang baik pula. Berikut beberapa etika dalam berinternet, diantaranya:
1. Perlakukan e-mail secara pribadi
    Jika seseorang mengirim informasi atau gagasan secara pribadi, tidak sepatutnya kita mengirimnya ke forum umum, seperti kelompok grup, atau mailing-list. Email pada dasarnya adalah alat komunikasi personal.

2. Jangan membicarakan orang lain
   Jangan membicarakan orang atau pihak lain, apalagi kejelekan-kejelakannya. Berhati-hatilah terhadap apa yang anda tulis. E-mail memiliki fasilitas bernama "Forward", yang mengizinkan si penerima akan meneruskannya (forward) ke orang lain. Sehingga akan berbahaya jika melakukan hal seperti ini.

3. Jangan menggunakan huruf kapital
   Seperti halnya membaca surat kabar atau surat, membaca pesan e-mail yang menggunakan huruf besar/kapital yang berlebihan tidak enak dilihat. Tapi di samping itu, terutama dalam tata krama berkomunikasi dengan email/chat, penggunaan huruf besar [kapital] biasanya dianggap berteriak. Mungkin saja maksudnya hanya untuk memberi tekanan pada yang dimaksud, tapi orang yang membaca akan berbeda dalam mengartikannya.

4. Jangan terlalu banyak mengutip
   Hati-hati dalam melakukan balasan (reply). Fasilitas 'Reply' dari sebagian besar program mailer biasanya akan mengutip pesan asli yang Anda terima secara otomatis ke dalam isi surat Anda. Jika harus mengutip pesan seseorang dalam jawaban e-mail, usahakan menghapus bagian-bagian yang tidak perlu, dan hanya menjawab bagian-bagian yang relevan saja.

5. Jangan menggunakan CC (copy carbon)
    Jika Anda ingin mengirim mail ke sejumlah orang (misalnya di mailing-list), usahakan atau hindari mencantumkan nama-nama pada baris CC. Jika Anda melakukan hal itu, semua orang yang menerima e-mail Anda, akan bisa melihat alamat-alamat e-mail orang lain. Umumnya orang tidak suka bila alamat e-mailnya dibeberkan di depan umum. Selalu gunakan BCC (blind carbon copy). Dengan cara ini setiap orang hanya bisa melihat alamat e-mailnya sendiri.

6. Jangan menggunakan format HTML
   Jika Anda mengirim sebuah pesan penting ke rekan Anda, jangan gunakan format HTML tanpa Anda yakin bahwa program e-mail rekan Anda bisa memahami kode HTML. Jika tidak, pesan Anda sama sekali tidak terbaca atau kosong. Sebaiknya, gunakan plain text.

7. Jawablah secara masuk akal
    Jawablah setiap pesan e-mail secara masuk akal. Jangan menjawab dua tiga pertanyaan dalam satu jawaban. Apalagi, menjawab pesan e-mail yang panjang lebar, dan Anda menjawab dalam satu kata: "Good." Tentu ini akan membuat orang yang mengirim pesan kepada anda merasa kesal dan sakit hati.

Sebenarnya, asal kita dapat menjaga diri kita dari hal-hal yang negatif dan merugikan orang lain. Kita tidak akan mengalami sesuatu hal yang tidak diinginkan ke depannya. Perlu diingat, jika apa yang kita tulis dalam internet, entah itu di sosial media atau yang lain sebagainya, bukan lagi merupakan milik pribadi, tetapi sudah tersebar luas kemana-mana kepada siapa saja. Sudah tidak dapat dikendalikan bahkan dapat beranak pinak, walaupun kita sudah menghapusnya. Karena hanya dalam hitungan detik orang sudah dapat melihat apa yang kita sajikan.
Mungkin hanya sedikit informasi mengenai etika dalam berinternet yang bisa saya sampaikan. Semoga bisa bermanfaat bagi para pengguna internet lainnya.



Sumber rujukan:
http://artikeletikaberinternet.blogspot.com/p/bagaimana-etika-berinternet-yang-benar.html

Kamis, 04 Juli 2013

Tersenyum dalam Hati Menangis

     Sabtu, 29 Juni 2013 dan waktu menunjukan tepat pukul 15.36 WIB, aku mulai menggerakan jari-jemariku untuk mencurahkan segala isi hatiku. Entah dari mana aku harus memulainya, terlalu banyak hal yang ingin aku ceritakan tapi entah harus pada siapa aku bercerita. Bukan aku ingin mendapatkan simpati orang lain, tapi aku bingung bagaimana aku harus meluapkan segalanya agar perasaanku ini menjadi lega dan menjalani hidup tanpa beban yang tak berarti.
      Tuhan, aku ini manusia seperti apa? Hidup penuh rasa takut, takut bukan hanya kepada-Mu, tapi pada semua ciptaan-Mu. Bahkan aku bingung, apakah aku lebih takut kepada-Mu ataukah kepada ciptaan-Mu. Yang lebih mengerikan lagi, aku takut pada diriku dan aku membenci diriku. Membenci segala sikap dan sifat yang ada pada diriku, membenci segala perbuatan yang telah aku lakukan, aku benci diriku sendiri Ya Rabb. Andai orang lain tahu, aku tidak pernah percaya pada diriku sendiri, walau aku selalu meyakinkan pada orang, kita harus mempercayai diri sendiri bahwa diri kita pasti bisa. Bisa melakukan setiap pekerjaan yang akan dihadapi, bisa melewati segala cobaan yang Engkau berikan, dan bisa membuat orang lain percaya pada kita kalau kita bisa. Tapi, aku tak seperti apa yang aku ucapkan pada orang lain. Aku bahkan tak tahu apa kelebihanku, tapi aku justru sangat tahu banyaknya kekuranganku.
      Tuhan, kadang aku berpikir, bermanfaatkankah diriku ini? Perlukah orang akan kemampuanku? Dan sadarkah orang akan kehadiranku? Bertanyakah mereka jikalau aku sudah tak ada? Tak pernah aku temukan jawaban akan semua pertanyaanku selama ini. Aku muak dengan sifatku ini. Muak karena aku tak bisa merubah sifatku menjadi lebih baik. Muak karena aku tak berani memulai segalanya dari bawah. Aku terlalu pengecut mencoba semuanya, terlalu takut akan resiko yang terjadi namun mengharapkan buah manis yang aku dapat.
      Tuhan, akupun tak tahu apakah orang tuaku bangga akan diriku. Aku tak pernah mendengar mereka membanggakanku dihadapan orang lain, malah aku mendengar kejelekanku keluar dari mulut mereka. Aku tahu mereka tak bermaksud seperti itu, tapi itu membuatku malu, malu kalau orang lain tahu aku seperti itu sebelum aku merubah semua kejelekanku. Aku pun seperti tak punya keberanian mengatakan semua keinginanku pada mereka. Memang aku meminta ini itu, tapi ada beberapa hal yang tak bisa aku utarakan pada mereka. Aku takut kalau mereka melarangku, dan itu akan membuatku sangat terpukul. Mungkin orang akan menganggapnya sepele, tapi tidak bagiku. Aku merasa terbebani dengan posisiku ini, dengan tanggung jawab yang harus aku pikul sebagai anak pertama. Dan tanggung jawabku sebagai anak perempuan. Aku tak membenci mereka Tuhan, hanya saja aku merasa sedikit tertekan.
      Tuhan, aku bingung dengan masa depanku, mau jadi apa aku di masa yang akan datang. Keahlian saja aku tak punya. Bakat yang harus dimiliki seorang perempuan aku tak bisa. Sebenarnya bukan karena aku tak bisa, tapi aku tak berani untuk mencoba.
      Tuhan, ketika orang yang aku cintai mulai bisa dipercaya, seketika itu pula banyak hal yang membuat aku tak bisa mempercayainya. Aku dibohongi, dikhianatipun kumungkinannya lebih besar. Tapi, aku sadar, aku pun tak lebih baik darinya. Aku lebih baik menunggu pilihan-Mu yang akan membimbingku menuju jalan-Mu. Sabarkanlah aku untuk menunggu waktu itu.

Tuhan, andai aku boleh meminta, aku tak mau hidup seperti ini, TERSENYUM dalam hati MENANGIS...

Sabtu, 31 Desember 2011

CERPEN

HANYA MIMPI!!!
“Vie, awas loch...mesti datang !”
Aku tersentak. “ Siapa itu?” tanya hatiku. Aku menoleh ke arah suara itu. Oh, ternyata kak Rima, dia sepupuku sekaligus tetanggaku. Dia mengingatkanku agar aku tidak lupa untuk menghadiri acara pernikahannya. Ya, dia akan melangsungkan pernikahan esok lusa dengan kekasihnya yang asli orang Jawa.
“ Ok, sippp bos...” jawabku.
“ Oh ya, ajak si Redi ok?” tambahnya.
“ Hemmmm, baik akan aku usahakan,” balasku mantap.
Redi, ya dia kekasihku sejak aku duduk di SMA. Aku sudah menjalin hubungan dengannya hampir 4 tahun. Dia sekarang kuliah di salah satu Universitas Bandung. Dia asli orang Ciamis selatan, tepatnya Parigi.
Aku Evi Ratna Yuningsih - pangggil Evi -. Aku seorang mahasiswi di salah satu Universitas Ciamis. Aku juga tinggal di Ciamis sama seperti Redi kekasihku. Namun jarak rumahku dengannya dapat di katakan jauh. Sekitar 3 jam jarak yang harus di tempuhku menuju rumahnya. Begitu juga sebaliknya.
Aku beranjak untuk berangkat menuju kampus. Hari ini aku akan di sibukkan dengan acara yang di selenggarakan oleh kampusku. Aku menjadi panitia dalam acara tersebut dan aku menduduki posisi yang cukup penting. Sehingga di pastikan, aku akan menginap di kampusku selama acara tersebut berlangsung. Acara tersebut memakan waktu satu minggu lebih. Namun aku akan meminta izin satu hari untuk menghadiri acara pernikahan sepupuku kak Rima.
Aku berpamitan kepada keluargaku dan meminta antar kepada adikku. Agar aku tidak lupa, aku segera memberitahukan Redi tentang apa yang kak Rima katakan kepadaku.
                                                                                                ***
                Satu hari berlalu. Badanku terasa pegal seakan-akan di injak-injak gajah. Mataku sudah tak sabar untuk segera aku pejamkan. Ketika aku merebahkan badanku di tempat tidur, tiba-tiba aku memikirkan sesuatu hal yang mengganjal hatiku. “Apa ya?” pikirku bingung. Astagfirullah! Aku lupa kalau Redi belum membalas sms-ku, sedangkan acaranya akan di langsungkan esok hari. Aku raih handphoneku dan segera menghubunginya.
“ Assalamu’alaikum,” sapaku.
“ Wa’alaikumsalam,” balasnya.
“ Kenapa ga balas sms-ku?” tanyaku sedikit memaksa.
“ Maaf yang, kemarin a lagi ada acara sampai sore, eh pas malam ketiduran,” jawabnya dengan lembut.
Aku terima alasannya. “ Gimana a? Bisa ga?” tambahku yang tak sabar menanti jawabannya. Aku mengharapkan dia mengiyakan ajakanku.
                “ Hemmmmm, gimana ya yang?” Pikirnya seolah bingung. Idih kenapa dia harus berpikir sih? Tinggal jawab iya aja apa susahnya? Hatiku berbicara tanpa aku ungkapkan padanya.
“ Ya yang bisa, lagi gak sibuk kok,” tambahnya.
Yeah...Akhirnya dia mau juga menerima ajakan ku. “ Ok atuh a, besok jemput aku di kuliahan pagi-pagi, biar gak ketinggalan acaranya,” ujarku begitu senang. Tentu saja, secara sudah lumayan lama juga aku gak ketemu dia. Kata Bang Rhoma Irama,” Bila kamu di sisiku hati rasa syahdu...Satu hari tak bertemu hati rasa rindu.” Pas banget buat perasaanku saat ini.
“ Kok di kuliahan sich?” tanyanya kebingungan.
“ Kan aku lagi ada acara, terus nginep dech,” jelasku.
Dia mengiyakannya. “ Oh, cepet tidur atuh...Pasti cape,” ujarnya.
“ Iya a, met tidur a, mimpiin aku ya???” manjaku. Aku tutup teleponku dan ku simpan di samping tempat tidurku. Aku rebahkan badanku yang seharian hanya duduk dan mengerjakan hal-hal yang menguras tenagaku.
                                                                                                ***
                Aku sedang berkemas-kemas, tiba-tiba ponselku berdering. Oh ternyata Redi mengirim pesan kepadaku agar aku segera bersiap-siap dan menunggu di depan kampus. Ya, tentunya saat ini aku sudah siap. Izin sudah aku dapatkan, hanya sedikit barang-barang untuk di bawa pulang.
                Akhirnya motor jupiter MX warna hitam dengan polet merah tiba. Dia tampak kelelahan dengan perjalanannya yang cukup panjang. Memang jarak Bandung Ciamis tidak bisa di katakan dekat. Di tambah lagi dia berangkat pagi sekali agar tiba di rumahku sebelum acara di mulai.
                                                                                                ***
                Suasana sudah mulai ramai, dan tampaknya acara akan segera di mulai. Aku dan Redi menemui ayah dan ibuku. Kami pun menyimpan barang-barang kami di kamarku dan segera ikut bergabung dalam acara tersebut.
                Satu demi satu acara pernikahan itu di langsungkan. Dan acaranya pun berjalan lancar serta khidmat sampai selesai.
                Aku kenalkan Redi pada keluargaku yang lainnya. Karena sejak tadi pagi, aku tak sempat memperkenalkannya pada semua. Dia begitu canggung saat itu. Aku berusaha untuk membuatnya lebih tenang, agar dia juga tidak jadi salah tingkah. Akhirnya dia mulai terbiasa dengan semuanya.
                                                                                                ***
                Adzan subuh berkumandang. Aku segera bangun dan wudlu di teruskan salat subuh. Badan terasa pegal sekali. Rasanya, ingin aku peluk bantalku sepuasnya. Tapi, apa boleh buat, aku harus segera bersiap-siap untuk kembali ke kampus. Redi kelihatannya sudah bangun dan lekas pergi mengambil air wudlu untuk salat berjama’ah.
                Aku segera berkemas-kemas setelahnya mandi. Matahari sudah mulai menyapa dunia dengan sinarnya yang hangat. Redi mengajakku untuk berangkat pagi sekali. Tentunya aku menyetujui apa yang di katakan dia.
“ jam tujuhan ya a?” pintaku.
Dia kelihatan sedikit menolak. “ Nggak kesiangan gito ke kampus?”
“ Nggak a, soalnya acara di kampus juga mulai jam delapanan,” bantahku.
Dia hanya pasrah dengan ajakanku. “Hemmmm ya atuh,” agak lemas.
“ A ibak sana!” ujarku. “ Heg cepet kemas-kemas,” tambahku
                                                                                                ***
                Aku dan Redi segera berpamitan kepada semua keluargaku, termasuk ayah ibu dan adik-adikku. Terlebih dahulu aku menemui kak Rima untuk meminta maaf karena tidak bisa membantu terlalu banyak.
                Aku beranjak menemui yang lainnya. Namun, ketika ku langkahkan kakiku, tiba-tiba aku mendengar sebuah perbincangan yang mengusik hatiku.
“  Si Redi itu bener pacarnya Evi? Aneh ya? Padahal kan banyak teman-temannya yang jauh lebih baik dari dia?Aku gak begitu suka sama pacarnya itu,” ujar seseorang.
“ Napa gitu? Ya sih, kemarin juga pas di kenalin, semua keluarga yang lainnya pun gak begitu suka dengan pilihannya itu. Tapi bisa ya orang tuanya pada suka?” balas yang lain.
Mereka semakin asyik dengan perbincangannya. “ Gak tau juga sih.... Tapi ya masih pacaran ini toh, biarin aja, lagian itu pilihannya, ” tambah yang lainnya.
                Aku coba melanjutkan langkahku walau hati terasa berat setelah mendengar  perbincangan itu. Aku coba menghiasi wajahku dengan senyuman manis seperti biasanya. “ Permisi,” sapaku.
“ Eh Evi, ada apa nih pagi-pagi uda cantik?” jawab mereka dengan lirih nada yang terkejut. Ya mungkin mereka terkejut dengan kedatanganku saat ini. Untung saja, Redi tidak aku ajak ke sini, aku suruh dia berpamitan pada anggota keluargaku lainnya yang berada di ruang lain.
“ Nggak ada apa-apa, cuma mau pamitan soalnya mau berangkat lagi ke kampus,” ujarku.
“ Oh ya atuh, hati-hati di jalan,” balas mereka sedikit terbata.
                                                                                                ***
                Akhirnya aku sampai di depan kampusku. Malas juga harus kembali ke sini dengan pekerjaan yang begitu banyak di depan mataku. Tapi, aku masih tetap merasa aneh, kenapa mereka mengatakan hal seperti itu? Apa yang salah dengan pilihanku?
“ Yang?” tanya Redi. “ Kok ngelamun sih? Gak mau masuk gitu?”
Aku sedikit kaget. “ Hah, ya...apa?” balasku. “ Ya mau atuh, masa nggak. Mau berangkat sekarang a?” tambahku lagi.
“ Tahun depan, ya sekarang atuh,” dengan nada yang sedikit menyindir.
Aku tertawa. “ Idih, biasa aja kali jawabnya,”
“ Habisnya yang gitu,” bantahnya.
“ Ya atuh maaf, berangkat gih, tar ke siangan nyampe nya,” sedikit mengusir.
Dia menjawil hidungku. “ Ya cinta, a berangkat dulu. Assalamu’alaikum!”
“ Wa’alaikum salam, hati-hati a!” ujarku.
                                                                                                ***
                Satu minggu telah berlalu, dan acara yang aku jalani juga tinggal beberapa jam lagi. Betapa senang rasanya mengingat bahwa sebentar lagi badanku akan beristirahat dari semua kegiatan yang menyita waktuku. Namun, tetap saja ada sesuatu yang masih mengganjal hatiku. Kenapa hal itu terjadi? Kenapa bisa seperti itu? Kenapa dia tidak mendapat restu dari semua orang? Entahlah. . . Yang penting saat ini aku merasa bahagia!
                “ Woyyyy...Ngelamun aja loch!” tegur seseorang. Aku cukup kaget mendengarnya. Oh ternyata dia Rafli, teman kuliahku. Dia juga pernah menyatakan cinta kepada ku, namun aku menolaknya. Tentu saja, secara aku sudah punya kekasih yang aku cintai. Aku juga bukan type orang yang bisa menduakan kekasihnya begitu saja, walaupun dia jauh di sana. Kata merpati band,“ Tak selamanya selingkuh itu indah “, betul...betul...betul. Bulsyit selingkuh itu menyenangkan! Cape malah menurutku! Harus membagi waktu antara yang satu dan yang lainnya.
                “ Ono opo?” balasku. “ Ngagetin aja kerjaanmu itu,” tambahku dengan nada yang agak naik.
                “ nggak, ,cuma...liat kamu dari tadi ngelamun aja... Kadang senyum-senyum sendiri, kadang mengerutkan dahimu kayak orang kebingungan, napa sih?” tanyanya.
Aku tersenyum. “ Gak apa-apa, cuma seneng aja sebentar lagi mau pulang...Huh.....cape kerja mulu!”
“ Terus, napa tadi ngerutin dahi? Mikirin cowok ganteng di depan kamu ya? Tenang aja, gak bakalan kemana-mana kok,ha...ha...ha...” candanya.
“ PeDe gile Looooo....”  balasku tak setuju apa yang di katakannya.
***
                “ Huh gak ada angkot lagi!” gerutuku. Sudah hampir satu jam aku menunggu mobil jemputan banyak orang ini. Tapi, gak muncul juga dari tadi. Ada sesekali, pasti penuh sangat. Orang rumah juga pada gak bisa jemput lagi, masa aku musti nginep lagi di sini? Ich...gak banget deh!!!
                Dalam masa menunggu angkot itu, tiba-tiba Rafli menghampiriku dengan motor tigernya. “ Lagi ngapain nenk uda jam segini masih berdiri aja di situ?” oloknya. “Mau ikut sama abang gak? Ha...ha...ha...” tawanya lebar.
                “ Nggak usahlah, ngerepotin,” bantahku. “Lagian juga rumah kamu berlawanan arah sama rumahku,” tambahku lagi.
                “ Cepetlah naik! Mumpung lagi baik, dari pada nungguin angkot yang gak tentu kedatangannya,” ujarnya.
                Iya juga sih, aku butuh banget tumpangan ini. Dari pada kemaleman, sendirian pula. “ Ok deh bos,” balasku dengan sedikit ragu.
                                                                                                ***
                Akhirnya aku dan Rafli tiba di rumahku. Aku ajak Rafli untuk mampir dulu di rumahku. Ya sekalian sebagai tanda terima kasihku kepadanya. “ Mampir dulu atuh, minum-minum atau apa...ya sekalian balas budiku karena kamu uda nganterinku sampai ke rumah,” ajakku. “ Perjalananmu juga akan sedikit lama, secara rumahmu jauh dari sini,” tambahku.
                “ Ya, lagian juga mau minta minum, haus nih...” balasnya.
                Aku dan dia masuk seraya bersalaman dengan semua keluargaku. Betapa nyamannya dapat merebahkan kembali badanku di istanaku sendiri. Rafli juga tak begitu lama di rumahku, cuma basa basi sedikit terus pulang. Jadi aku tak harus menunggu lama lagi untuk memeluk soulmateku ketika tidur.
                “ Ayah lebih suka dia dari pada Redi kekasihmu,” ujar ayah.
Aku sedikit terkejut. “ Kenapa kata-kata itu terlontar dari mulut ayah? Dan kenapa kata-kata ayah tak ubahnya perkataan para tetangga dan keluargaku yang lain? Salahkah aku memilihnya?” tanya hatiku sendiri. Entahlah... Aku tak akan menganggapnya serius. Seiring berjalannya waktu, pasti semua akan terselesaikan.
                                                                                                ***
                Pagi yang cerah diikuti irama burung-burung yang berkicau dan angin sepoi-sepoi. “Namun...kenapa Redi sejak tadi malam tak menghubungiku? Gak biasanya kayak gini?” Aku terus berbicara sendiri.
Aku hubungi dia. “Aduh...kok gak di angkat? Apa masih tidur ya?” prasangkaku baik. Ku hubungi beberapa kali dan akhirnya dia angkat. “ Assalamu’alaikum, a uda bangun? Kok gak ngehubungiku sih dari tadi malam?” tanyaku tak henti.
“ Kumsalam, uda...Lagi males!” balasnya dengan nada sedikit kesal. Aku terkejut, kenapa dia bicara seperti itu?
“ Kok gitu sih a? Marah ya? Kenapa?” sedikit memelas.
“ Pikir aja sama Lo napa gw kayak gini. Udahlah, gak usah hubungi gw lagi!” Perkataan itu mengejutkanku.
Kami bertengkar hebat. Sedahsyat tsunami yang melanda di Aceh. Bahkan lebih dari itu, Lebih sekali. Dan akhirnya aku tahu apa penyebab kemarahannya. Ternyata dia marah karena kemarin aku di antarkan oleh temanku Rafli, yang sekaligus seseorang yang pernah mencintaiku. Memang dia sudah tahu tentang perasaan Rafli terhadapku. Makanya dia sangat marah akan hal itu. Dia sudah di butakan oleh kecemburuannya. Mungkin, ada teman kami yang memberitahunya.
Aku menangis seketika. Aku sakit hati atas ucapannya yang sangat kasar tehadapku, bahkan tidak mau menerima sedikitpun penjelasanku. Apa salah aku di antarkan temanku sendiri? Walau aku tahu dia pernah mencintaiku? Entahlah...Aku sudah lelah berperang mulut dengannya. Lebih baik aku tenangkan diriku sendiri agar dapat berpikir lebih jernih menghadapinya.
Aku tutup teleponku dan ku raih laptopku. Aku lebih memilih memainkan laptopku dari pada harus beradu pemikiran dengannya. Aku buka facebook ku – jejaring sosial yang ngetren saat ini-. Namun, sesuatu hal menyayat hatiku, ketika ku lihat berandaku. Dia...Dia sudah tak mengakui bahwa aku adalah kekasihnya! Dan yang lebih membuatku terluka, dia mengatakan kepada temannya bahwa dia masih mencintai mantan kekasihnya sampai saat ini! Apa sih maksudnya? Sengajakah dia?
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula! Sepertinya kata-kata ini memang pantas bagiku. Kenapa tidak? Sudah pilihanku tak di restui keluargaku, bahkan ayahku, sekarang kekasihku lebih menghargai sakit hatinya karena ketidak sengajaanku. Mantap sudah penderitaanku saat ini.
                Aku mencoba bersabar dan bersabar. Namun tetap, hatiku hancur berkeping-keping dan tak mampu aku sembunyikan. Aku segera mengambil air wudlu untuk salat sunat duha. Mungkin salat dapat menenangkan sedikit pikiranku.
                                                                                                ***
                Aku sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Memang benar, salat dapat menenangkan pikiran ataupun hati yang sedang kacau balau. Setelah salat duha tadi, aku menitipkan do’a. “ Ya Allah... Memang benar, aku telah meninggalkanmu. Bukan lebih dekat denganmu, tapi aku lebih jauh denganmu. Ya Allah... Jika Redi memang jodohku, dekatkanlah dia denganku. Namun, jika dia bukan jodohku, maka dekatkanlah aku dengan jodohku dan berilah dia jodoh yang lebih baik dariku. Ya Allah... Jika apa yang di katakan ayah dan orang lain itu yang terbaik, kuatkanlah hatiku untuk menerimanya. Dan bimbinglah aku ke jalanmu Ya Allah...”
                Aku mencoba memejamkan mataku untuk melupakan apa yang baru saja terjadi denganku. Namun, ketika aku memejamkan mataku, aku mendengar kata-kata yang terlontar dari mulut seseorang yang tak asing bagiku. “ Evi...Evi...Cepet bangun, sudah subuh!” perintahnya tegas.
                Aku sedikit terkejut dengan kata-kata itu. Ketika aku membukakan mata,  ternyata seseorang yang telah melahirkanku berdiri di samping tempat tidurku seraya membangunkanku secara paksa. Aku tertegun. “ Kenapa ibuku berkata seperti itu?” tanya hatiku. Ku lihat jam dan ternyata......Hah jam 05.00 subuh? Bukankah tadi aku sudah salat duha?
                Akhirnya aku sadar, bahwa apa yang ku alami itu hanya sebuah mimpi. Mimpi yang sangat menguras , tenaga, pikiran dan perasaanku. Aku tersenyum sendiri, seperti orang yang baru merasakan jatuh cinta. Namun bukan cinta, melainkan perasaan bahagia yang tak mampu aku ungkapkan.
                “ Eh malah senyam-senyum, cepetan salat!” bentak ibuku.
                “ Ya bu, mau ini juga,” balasku sedikit membentak.
                Ibu pergi meninggalkanku dan aku masih tetap tersenyum memikirkan kembali mimpiku malam ini. “Ya Allah... Terima kasih Engkau masih mengingatkanku agar aku tetap dan selalu ingat pada-Mu,” syukurku pada Sang Ilahi. Aku lekas mengambil air wudlu dan melaksanakan salat subuh dengan rasa syukur yang tak henti-hentinya.

                                                                                                                                                Ciamis, 17 September 2011



Senin, 11 Juli 2011

RESEP PENYEMBUHAN PENYAKIT SECARA TRADISIONAL

  1. Gigi kuning : Arang di tumbuk sampai halus, aduk dg jeruk nipis lalu di gosok gosokan 3 kali seminggu
  2. Sakit gigi : Daun sembung rendam dg air mendidih, setelah cukup hangat  gosokan tiap 10 menit sekali. Bila pipi bengkak gosok dg abu biji dg minyak kelapa
  3. Bau mulut : Iris-iris ketumbar sampai halus gampur garam, terus seduh dg air hangat oles-oles  dalam mulut setiap mulut
  4. Bau badan  : Rebus biji waluh besar & daun beluntas, kocek-kocek sampai jadi 2 gelas minum  & minum waktu pagi, siang & malam selama seminggu
  5. Bau ketiak : Remas daun kelor dg kapur sirih sampai halus, lalu usap-usap di ketiak  15 menit sebelum mandi sore
  6. Ketombe : Parud 2 biji bawang putih, aduk dg telur ayam kampung yg kuningnya di aduk dg jeruk nipis
  7. Kurap : Kulit yg kena kurap di gosok-gosok dg daun surawung sampai terasa pedih, kemudian oles-oles dg tai ayam kental ( tai kotok, sunda) dan biarkan 1 jam
  8. Mencret : Kosreng (sangray, sunda) dedak halus pakai garam, lantas di seduh dg air hangat pakai garam, 2 ampasnya di makan, mengkosreng dedak halus sampai gosong (tutung, sunda)
  9. Eksim : Seekor toke besar iris-iris sampai halus, terus godog dg 1 liter air sampai 1 gelas minum. Lantas peras & minum. Dan ampasnya gosok-gosok di kulit yg ada eksim
  10. Bisul : Iris-iris kentang mentah, bawang putih & gula merah sampai halus, campur bungkil & tempelkan atas bisul
  11. Kutil : Kapur sirih 7 serawung remas sampai halus, lalu tempelkan di kutil, balut dg kain tiap malam hendak tidur
  12. Pegal-pegal : Isi burih ayam kampung & daun sembung di godog & minum tiap malam
  13. Jerawat : Beras merah, kulit telur ayam kampung, kunyit & kembang kelapa belum mekar remas biar halus, lantas saring dg kain kaos. Pakai tiap malam seperti pakai bedak waktu malam
  14. Gonge : Tutut kecil 1, 5 lembar daun anggrek & air rebus mentimun remas-remas, kemudian tuangkan pada amparan kapas lalu teteskan pada conge tiap malam (Congenya keringkan dg kapas)
  15. Payudara rayud & pipi keriput : Kaum wanita yg payudaranya rayul (besar) & pipinya keriput usap-usap dg telur ayam kampung (yg putihnya) pakai minyak kuya. Biarkan 15 menit, kemudian gosok dg jeruk nipis sampai kering & cuci dg air dingin setia sore
  16. Encok, Rematik, Sakit pinggang, Kram, Kesemutan : Akar papaya gandul godog, setelah dingin tambah dg buah pepaya gandul mentah lalu peras (parud dulu) & minum 3 kali waktu sore terus-terusan
  17. Maag : Godog kembang pepaya gandul, setelah dingin tambah singkong & koneng temen yg telah di parud mentah-mentah di dinginkan (ibun, sunda) minum pagi-pagi sebelum makan 3 kali seminggu
  18. Panas dingin : Kuning telur ayam kampung 2 sendok, kecap, pedes halus sesendok & sesendok kopi di aduk terus makan bersama ampasnya 2 kali semalam
  19. Biri-biri : Tepung beras merah, gambir halus, madu di aduk, lantas makan berasama ampasnya tiap malam selama seminggu
  20. Serak/Parau :jeruk nipis oles-oles dg kapur sirih, lantas di hangatkan dg api lilin, lalu peras dg air hangat pakai gula batu & minum 2 kali sehari
  21. Darah tinggi : Daun kemuning di godog & minum sehari 3 kali, sering-sering makan sayur tutut. Bawang putih di parud masukan dalam kapsul & minum waktu malam. Bilamana pusing kening di oles dg ketimun mentah yg di parud
  22. Kolera : Bawang merah 2 siung gosongkan (tutung, sunda) 3 pucuk daun jambu batu & 1 sendok minyak kelapa, iris sampai halus & makan bersampasnya 2 jam sekali.

MERAWAT KECANTIKAN DENGAN BAHAN ALAM

1.     Pisang dan Madu
Jika anda inginkan kulit wajah selalu lembab dan kenyal, haluskan satu buah pisang ambon, campurkan dengan 1 sendok makan madu. Oleskan masker ini pada kulit wajah selama 25 menit, tunggu sampai mengering. Bersihkan wajah anda kembali.
2.     Susu, Madu dan Telur
Masing-masing dapat anda gunakan sebagai masker yang sangat bermanfaat bagi wajah. “Kepala susu” yang kental, jika anda rajin memakainya sebagai masker seminggu sekali, membuat kulit wajah lebih bersih dan sehat. Caranya oleskan pada wajah selama 25 menit, sampai mengering. Demikian juga dengan telur, putih telur dapat mengencangkan kulit wajah yang mulai mengendur atau berkeriput. Dengan bantuan kuas masker, oleskan putih telur dan satu sendok teh madu yang sudah di campur pada wajah selama 25 menit. Tunggu sampai benar-benar kering.
3.     Kacang Hijau
Jika rambut anda mengalami kerontokan sehingga makin menipis, sebaiknya segera atasi dengan cara rajin minum segelas air rebusan kacang hijau setiap hari. Atau cobalah mencuci rambut dengan air rebusan kacang hijau. Caranya, rebus segenggam kacang hijau yang sudah di cuci bersih, sampai berwarna kehijauan atau agak kecoklatan. Basahi rambut, lalu keramaskan air kacang hijau pada rambut kemudian cuci kembali sampai rambut benar-benar bersih.
4.     Tomat, Wortel dan Apel
Ketiganya merupakan trio buah-buahan yang banyak mengandung vitamin A dan C yang sangat di butuhkan bagi kesehatan kulit wajah dan kulit tubuh kita. Agar kulit tidak mudah kering dan berkeriput, bahan-bahan tersebut bisa anda guanakan sebagai masker atau juice, sebagai minuman wajib setiap hari. Satu buah apel ukuran sedang di cuci bersih,potong kecil-kecil, 3 tomat dan 1 wortel sedang, campur jadi satu.
Tomat untuk masker, kupas kulit tomat, lalu ambil isinya dan oleskan pada wajah selam 30 menit.
Wortel, oleskan parutan wortel pada wajah dan biarkan selama 20 menit. Lakukan cara yang sama jika anda menghendaki masker apel.
5.     Daun Sirih
Daun ini termasuk yang paling banyak gunanya, baik air rebusannya maupun daunnya. Satu gelas air rebusan dari 5 daun sirih, jika di minum 3 kali sehari dapat mengurangi keputihan yang sering mengganggu anda. Atau satu botol rebusan dari 8 daun sirih, dapat mengurangi gatal-gatal dan sekaligus membersihkan bagian di sekitar daerah kewanitaan anda, terutama setelah melahirkan. Tiga lembar daun sirih di tumbuk halus dan di bubuhkan pada bagian wajah yang berjerawat, akan mempercepat keringnya jerawat itu.
6.     Alpukat dan Bengkuang
Jika kulit wajah anda mulai terasa kering, segera lakukan masker wajah dengan menggunakan masker alpukat. Ambil isi alpukat yang sedang matangnya, lalu haluskan dan oleskan pada wajah, biarkan selama 20 menit (sampai mengering) lalu bersihkan. Jika wajah anda mulai tampak kecoklatan, segera melakukan masker wajah dengan menggunakan bengkuang. Parut bengkuang, peras lalu ambil sarinya dan oleskan pada wajah selama 30 menit. Cara ini dapat membuat kulit wajah tampak bersih dan segar.

CATATAN :
1.     Setiap anda hendak memakai masker wajah, kulit wajah harus dalam keadaan bersih.
2.     Pada saat sedang di masker, usahakan wajah tidak melakukan gerakan apapun, baik berbicara maupun tersenyum. Sebaiknya anda bebas dari segala kegiatan.
3.     Mengoleskan masker wajah, segera anda lakukan dengan handuk kecil hangat. Usapkan secara perlahan bagian demi bagian, jangan sekaligus dengan cara menggosok. Setelah itu bersihkan kembali dengan handuk kecil basah dan dingin. Kemudian keringkan wajah dengan handuk kecil kering.
4.     Lakukan secara teratur dan anda akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Sabtu, 09 Juli 2011

PERTANYAANKU

Kau begitu hebat
Kau begitu berwibawa
Kau begitu sempurna
Kau pun penyayang
Tapi...kenapa aku takut padamu?
Aku rendah karena mu?
Aku hina tanpa mu?
Bodohkah aku?
Sampai-sampai aku tak menyadari betapa beruntungnya aku?

Sabtu, 13 November 2010

PESANTREN....WHY NOT?

        Beruntung lah bagi siapa aza yang hidup di pesantren. Why? Because, menurut V pesantren mempunyai cirinya tersendiri. Pesantren uda banyak ngelahirin para pemimpin dunia yang mempunyai akhlaq nd pemikiran yang hebat. Di pesantren belajar tuk dapat hidup mandiri tanpa tergantung m keluarga or orang lain, tapi bukan ga butuh orang lain. Di pesantren juga kita masih bisa terlindung dari pengaruh dunia luar yang sangat tragis saat nie. Tapi ga berarti anak pesantren ketinggalan zaman. Banyak ilmu agama yang di berikan, pengetahuan umumnya pun ga ketinggalan. Belajar tuk dapat sendirian tampil agar terbiasa menghadapi kehidupan yang semakin maju. Ga berarti anak pesantren tu wong deso, buktinya banyak yang uda ngebuktiin masih bisa bersaing m anak luar.
        Itu juga yang uda V dpet saat nie mesantren di PONDOK PESANTREN DARUSSALAM CIAMIS, walau V ga tidur di asrama alias LUPUS {Luar Campus}, tapi kezan yang uda V dpet slama mesantren in RANAH INDAH NYIUR MELAMBAI banyak sich....Di awali dengan tangisan nd di akhiri juga dg tangisan, tangisan yang ta mampu bwat V lupakan. V mengerti ap tu pengertian m orang lain, V mengerti ap tu berbagi m orang lain, nd V tau bahwa hidup nie bukan tuk sesaat. Kebersamaan yang V rasain begitu takkan terlupakan, mkan breng, sedih, senang juga selalu di alami dengan bersama. Ilmu kitab yang ga bisa V dpet di Luar, di sini di pelajari, ,sore nd mlem V ngaji, kadang ujan2n tapi seru, wlau sebenernya susah di pelajari,,hee.. Sebenernya mesantren tu mengasyikkan, betah ga betah y musti di betahin, tar juga uda lulus baru ngersain indahnya mesantren.
PESAN for PESANTREN DARUSSALAM ==>
  • Di pertegas tentang kedisiplinan
  • Di perbanyak acara2, biar ga boring
  • Banyakin Lomba2 yg memacu semangat santri
  • Di adakan penghargaan for santri teladan
  • Lebih di perdalam ilmu kitabny+tahfidz al-qur'an
  • nd mju truez Darussalam, go international!!