Sabtu, 29 Juni 2013 dan waktu menunjukan tepat pukul 15.36 WIB, aku mulai menggerakan jari-jemariku untuk mencurahkan segala isi hatiku. Entah dari mana aku harus memulainya, terlalu banyak hal yang ingin aku ceritakan tapi entah harus pada siapa aku bercerita. Bukan aku ingin mendapatkan simpati orang lain, tapi aku bingung bagaimana aku harus meluapkan segalanya agar perasaanku ini menjadi lega dan menjalani hidup tanpa beban yang tak berarti.
Tuhan, aku ini manusia seperti apa? Hidup penuh rasa takut, takut bukan hanya kepada-Mu, tapi pada semua ciptaan-Mu. Bahkan aku bingung, apakah aku lebih takut kepada-Mu ataukah kepada ciptaan-Mu. Yang lebih mengerikan lagi, aku takut pada diriku dan aku membenci diriku. Membenci segala sikap dan sifat yang ada pada diriku, membenci segala perbuatan yang telah aku lakukan, aku benci diriku sendiri Ya Rabb. Andai orang lain tahu, aku tidak pernah percaya pada diriku sendiri, walau aku selalu meyakinkan pada orang, kita harus mempercayai diri sendiri bahwa diri kita pasti bisa. Bisa melakukan setiap pekerjaan yang akan dihadapi, bisa melewati segala cobaan yang Engkau berikan, dan bisa membuat orang lain percaya pada kita kalau kita bisa. Tapi, aku tak seperti apa yang aku ucapkan pada orang lain. Aku bahkan tak tahu apa kelebihanku, tapi aku justru sangat tahu banyaknya kekuranganku.
Tuhan, kadang aku berpikir, bermanfaatkankah diriku ini? Perlukah orang akan kemampuanku? Dan sadarkah orang akan kehadiranku? Bertanyakah mereka jikalau aku sudah tak ada? Tak pernah aku temukan jawaban akan semua pertanyaanku selama ini. Aku muak dengan sifatku ini. Muak karena aku tak bisa merubah sifatku menjadi lebih baik. Muak karena aku tak berani memulai segalanya dari bawah. Aku terlalu pengecut mencoba semuanya, terlalu takut akan resiko yang terjadi namun mengharapkan buah manis yang aku dapat.
Tuhan, akupun tak tahu apakah orang tuaku bangga akan diriku. Aku tak pernah mendengar mereka membanggakanku dihadapan orang lain, malah aku mendengar kejelekanku keluar dari mulut mereka. Aku tahu mereka tak bermaksud seperti itu, tapi itu membuatku malu, malu kalau orang lain tahu aku seperti itu sebelum aku merubah semua kejelekanku. Aku pun seperti tak punya keberanian mengatakan semua keinginanku pada mereka. Memang aku meminta ini itu, tapi ada beberapa hal yang tak bisa aku utarakan pada mereka. Aku takut kalau mereka melarangku, dan itu akan membuatku sangat terpukul. Mungkin orang akan menganggapnya sepele, tapi tidak bagiku. Aku merasa terbebani dengan posisiku ini, dengan tanggung jawab yang harus aku pikul sebagai anak pertama. Dan tanggung jawabku sebagai anak perempuan. Aku tak membenci mereka Tuhan, hanya saja aku merasa sedikit tertekan.
Tuhan, aku bingung dengan masa depanku, mau jadi apa aku di masa yang akan datang. Keahlian saja aku tak punya. Bakat yang harus dimiliki seorang perempuan aku tak bisa. Sebenarnya bukan karena aku tak bisa, tapi aku tak berani untuk mencoba.
Tuhan, ketika orang yang aku cintai mulai bisa dipercaya, seketika itu pula banyak hal yang membuat aku tak bisa mempercayainya. Aku dibohongi, dikhianatipun kumungkinannya lebih besar. Tapi, aku sadar, aku pun tak lebih baik darinya. Aku lebih baik menunggu pilihan-Mu yang akan membimbingku menuju jalan-Mu. Sabarkanlah aku untuk menunggu waktu itu.
Tuhan, andai aku boleh meminta, aku tak mau hidup seperti ini, TERSENYUM dalam hati MENANGIS...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar